Pada
manusia, sebagian besar otot mengandung campuran ketiga jenis serat;
presentase tiap-tiap jenis ditentukan oleh jenis aktivitas yang
dilakukan oleh otot yang bersangkutan. Pada otot-otot yang mengkhususkan
diri untuk mempertahankan kontraksi intensitas rendah dalam waktu lama
tanpa mengalami kelelahan, misalnya otot-otot punggung dan tungkai yang
menunjang berat tubuh melawan gaya tarik bumi, ditemukan serat-serat
oksidatif lambat dalam proporsi besar. Dominasi serat-serat glikolitik
cepat dijumpai pada otot-otot lengan, yang beradaptasi untuk melaukan
gerakan-gerakan yang kuat dan cepat misalnya mengangkat benda berat.
A.Pembesaran Otot
Ukuran
otot dapat ditingkatkan dengan olahraga berintensitas tinggi, berdurasi
singkat, dan anaerobik secara teratur, misalnya angkat beban.
Pembesaran otot terjadi karena dua hal: hipertrofi (utama) dan
hiperplasia (sedikit).
Hipertrofi
Peningkatan
diameter dari serat-serat glikolitik-cepat yang direkrut selama otot
berkontraksi kuat. Sebagian besar serat menebal sebagai akibat
peningkatan sintesis filamen aktin dan miosin, yang memungkinkan
peningkatan kesempatan jembatan silang berinteraksi dan meningkatkan
kekuatan kontraktil otot.
Hiperplasia
Sel-sel
otot tidak mampu membelah secara mitosis, tetapi bukti-bukti
eksperimental mengisyaratkan bahwa serat yang sangat membesar dapat
terputus menjadi dua di tengahnya, sehingga terjadi peningkatan jumlah
serat (splitting).
Perubahan-perubahan adaptif yang terjadi di otot rangka secara bertahap berbalik ke keadaan semula dalam periode beberaa bulan apabila program latihan teratur yang menimbulkan perubahan itu dihentikan.
B.Atrofi
Pada
ekstrem yang lain, jika suatu otot tidak digunakan, kandungan aktin dan
miosinnya akan berkurang, serat-seratnya menjadi lebih kecil, dan
dengan demikian otot tersebut berkurang massanya (atrofi) dan menjadi
lebih lemah. Atrofi dapat terjadi melalui dua cara; Disuse atrophydan Atrofi denervasi.
Disuse atrophy
Terjadi
jika suatu otot tidak digunakan dalam jangka waktu lama walaupun
persarafannya utuh, seperti ketika seseorang harus menggunakan gips atau
berbaring untuk jangka waktu lama.
Atrofi denervasi
Terjadi setelah pasokan saraf ke suatu otot terputus. Apabila otot dirangsang secara listriksampai
persarafan dapat dipulihkan, seperti pada regenerasi saraf perifer yang
terputus, atrofi dapat dihilangkan tetapi tidak dapat dicegah
seluruhnya. Aktifitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting
dalam mencegah atrofi; namun, faktor-faktor yang belum sepenuhnya dipahami yang dikeluarkan dari ujung-ujung saraf aktif,
yang mungkin terkemas bersama dengan vesikel asetilkolin, tampaknya
berperan penting dalam integritas dan pertumbuhan jaringan otot.
Apabila
suatu otot mengalami kerusakan, dapat terjadi perbaikan secara
terbatas, walaupun sel-sel otot tidak dapat membelah diri secara mitosis
untuk menggantikan sel-sel yang hilang. Di dekat permukaan otot
terdapat populasi kecil sel-sel yang tidak berdiferensiasi (seperti yang
dijumpai pada masa perkembangan mudigah), yaitu mioblas. Sewaktu sebuah
serat otot rusak, sekelompok mioblas melakukan fusi untuk mengganti
otot tersebut dengan membentuk sebuah sel besar berinti banyak yang
segera mulai mensintesis dan menyusun perangkat intrasel khas untuk
otot. Pada cedera luas, mekanisme yang terbatas ini tidak cukup untuk
mengganti semua serat yang hilang, lalu serat-serat yang tersisa sering
mengalami hipertrofi sebagai kompensasinya.
C.Daftar Pustaka
Sherwood,
Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Penerjemah:
Brahm U.P.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. h. 235-7.